Karyawan Sering Resign? Pahami Penyebab, Dampak, & Solusinya Bagi Perusahaan!

Pamungkas Adiputra
5 min readFeb 9, 2021

--

turnover karyawan yang tinggi dalam sebuah perusahaan

Bagaimana jika saat ini kamu menjadi CEO atau HRD dari perusahaan yang memiliki tingkat aktivitas karyawan yang sering resign tanpa tahu penyebab jelasnya seperti apa? Tentunya, kewalahan dan membuat kelimpungan, bukan? Kita sudah mengeluarkan sejumlah bujet dana untuk merekrut calon karyawan, berharap untung karena mendapat SDM yang dirasa sudah memenuhi kualifikasi, justru jadi buntung karena tingkat aktivitas resign-nya yang tinggi.

Kali ini, aku membahas tentang istilah turnover karyawan dan seluk beluknya seperti apa jika terjadi di dalam perusahaan. Mari kita simak bersama-sama!

Pengertian Turnover Karyawan

Turnover karyawan adalah sebuah proses perputaran keluar-masuk karyawan yang terjadi di dalam perusahaan karena suatu penyebab. Sebenarnya, fenomena seperti ini sangat wajar, tetapi sudah menjadi tidak wajar jikalau intensitas turnover karyawan menjadi tinggi. Tinggi rendahnya tingkat turnover dihitung berdasarkan jumlah SDM yang berhanti dan keluar dari perusahaan dalam periode tertentu. Kira-kira, ada apa dengan seorang karyawan tersebut? Atau, memang ada kesalahan dari perusahaannya? Kita akan simak lebih lanjut.

Kemungkinan Penyebab Turnover Karyawan

Faktanya, ada beberapa penyebab mengapa bisa terjadi sebuah turnover karyawan yang bisa kita cermati bersama. Berikut di antaranya.

Dituntut layaknya robot

Karyawan juga manusia. Bisa saja mereka mendapatkan sebuah tekanan yang tinggi saat melakukan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan. Tidak setimpal dengan salary dan tugas pekerjaannya. Seringnya melakukan overworking yang tanpa ada salary tambahan juga menjadi pemicu karyawan menjadi stres. Alhasil, produktivitas tak bisa digapainya saat bekerja, yang ada hanya lesu, lunglai, dan letih karena dari sistemasi kerjanya yang dituntut ini-itu.

Gaji yang rendah dan tak sepadan

Istilah underpaid atau gaji yang di bawah semestinya (baca: acuan UMR/rata-rata negosiasi di awal) menjadi pemicu turnover karyawan bisa terjadi. Disandingkan dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya, masih jauh dari kata layak. Apa yang terjadi? Ketika karyawan mendapat tawaran pekerjaan di lain perusahaan dengan posisi yang sama atau berbeda dan salary yang bisa mensejahterakan hidupnya, pastinya akan lebih dilirik. Setop untuk berpikir & menganggap karyawan tersebut tidak loyal dan mengingkari janji awalnya.

Budaya perusahaan yang buruk

Salary yang tinggi saja belum bisa menjamin kesejahteraan karyawan. Jikalau budaya yang diajarkan dan ditanamkan oleh perusahaan dirasa kurang sesuai atau buruk di mata karyawan, maka akan menjadi pemicu pula mengapa turnover karyawan bisa terjadi. Sejatinya, para karyawan juga membutuhkan asupan semangat, inspirasi, kebahagiaan, dan benefit tambahan selain salary bulanan. Lingkungan pertemanan yang memberikan dampak baik juga menjadi pertimbangan. Jadi, sebisa mungkin kita bisa saling menciptakan dan membina company culture yang bisa dinikmati bersama saat bekerja.

Tak ada kesempatan berkembang

Jika sudah stuck di posisi tertentu dan tak diberikan kesempatan untuk eksplorasi ide-ide yang out of the box, patut diperhitungkan untuk masuk ke dalam daftar penyebab turnover. Maka dari itu, beri kesempatan karyawan untuk eksplorasi hal-hal yang diinginkannya. Berikan kesempatan untuk mengeluarkan aspirasinya untuk sebuah proyek yang sedang dikerjakan. Berikan penghargaan naik jabatan jika sudah melampaui target tertentu. Niscaya, turnover karyawan menjadi rendah dan karyawan akan menjadi betah.

Ada perkara dengan pimpinan atau atasan

Terkadang, karyawan juga bisa tidak menyukai perkataan dan tindakan pimpinan atau atasan yang diberikan kepadanya. Berbagai tekanan diri yang disebabkan oleh pimpinan atau atasannya menjadikan karyawan sudah muak dan ingin mengambil keputusan untuk resign dari perusahaan itu. Oleh karena itu, penting untuk menjadi pemimpin yang bisa bersahabat dengan para karyawan dan mengayominya semaksimal mungkin. Jangan hanya ingin merasa ‘dipandang’ tanpa memperhatikan SDM-nya.

Dampak Turnover Bagi Perusahaan

Tingkat turnover yang tinggi dapat memengaruhi moral dan produktivitas tim. Misalnya, ketika orang yang resign memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tim dan perusahaan, lalu digantikan dengan calon pengganti atau kandidat yang belum tentu bisa berpengaruh baik seperti sebelumnya. Semangat dan produktivitas tim bisa saja menurun karena terpengaruh oleh banyaknya karyawan yang resign.

Selain itu, perusahaan dapat mengalami kerugian finansial. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan perhitungan biaya masing-masing level pegawai dengan output perusahaan. Singkatnya, pengeluaran perusahaan tidak sebanding dengan pendapatan perusahaan selama periode perputaran yang tinggi.

Pimpinan perusahaan atau HRD juga perlu membayar untuk rekrutmen, onboarding, pelatihan, dan pengeluaran lain yang terkait dengan karyawan. Sederhananya, tingkat perputaran yang tinggi seperti membeli barang bagus, tetapi cepat rusak; sedangkan tingkat perputaran yang rendah seperti membeli barang biasa, tetapi tahan lama dan tetap memiliki nilai untuk kita dan perusahaan.

Solusi untuk Turnover yang Tinggi

Beberapa solusi aku tawarkan untuk kamu agar bisa meminimalisir tingkat turnover yang tinggi. Berikut di antaranya.

Perbaiki sistem perekrutan

Coba kaji ulang sistem perekrutannya. Apakah sedari awal mencanangkan sistem perekrutan yang tidak efektif dan efisien? Mengambil jalur cepat dan mudah tanpa memperhatikan kualitas SDM-nya secara sungguh-sungguh? Atau justru, perekrutan yang membosankan dan membuat jemu para kandidat yang sebenarnya banyak para kandidat berkompeten tetapi tidak melanjutkan proses rekrutmen dan tersisa para kandidat yang kurang berkompeten?

Benahi budaya perusahaan

Tanamkan hal-hal baik di dalam tim perusahaanmu. No excuse, no blame, no justify, no gosip, dan selalu mendukung hal-hal baik serta mengapresiasi antarindividu. Budaya perusahaan ibarat fondasi membangun kekuatan tim perusahaan dan dipercaya bisa meningkatkan produktivitas setiap individu.

Apresiasi Karyawan

Banyak karyawan yang memutuskan mundur karena merasa kerja kerasnya tidak dihargai oleh perusahaan. Kita, sebagai pimpinan atau HRD, mungkin merasa gaji yang diberikan sesuai dengan pekerjaan karyawan, namun ternyata materi semacam ini tidak selalu cukup untuk membuat karyawan tetap bertahan di perusahaan. Faktanya, terkadang tambahan hal-hal sederhana (seperti pujian atau ucapan terima kasih) lebih berarti bagi karyawan daripada hanya sekadar materi.

Tidak hanya itu, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan merupakan cara apresiasi yang sangat tepat. Selain menunjukkan bukti mendengar suara mereka sendiri, karyawan juga meyakini bahwa mereka memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan.

Berikan paket kompensasi karyawan

Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey Quarterly, alasan terbesar perusahaan memberikan kompensasi adalah untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaiknya. Cara ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan loyalitas karyawan, meningkatkan retensi, meningkatkan daya tarik perusahaan dan mengurangi pergantian karyawan. Intinya, karyawan terbaik merupakan modal utama perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produksi.

Memperhatikan kebutuhan karyawan. Dengan cara ini pendapatannya adalah yang terbaik. Kebutuhan karyawan yang paling umum adalah kebutuhan asuransi, pinjaman, dan gaya hidup.

Pelatihan karyawan

Pelatihan karyawan baru yang sukses sangat memengaruhi keberhasilan pekerjaan yang dipertahankan. Dalam pelatihan, perusahaan harus mampu mencapai tiga hal. Pertama, perusahaan harus mampu membuat karyawan memahami apa yang membuat perusahaan unik. Kedua, perusahaan harus mengkomunikasikan bagaimana keterampilan dan prestasi kerja karyawan membantu mencapai tujuan perusahaan. Terakhir, perusahaan harus membantu karyawan memahami misi dan nilai perusahaan. Dengan menjalin hubungan emosional sejak awal, karyawan akan merasa lebih dekat dengan peran, kolega, manajer, dan perusahaan.

Itulah beberapa ulasan mengenai turnover karyawan yang sering terjadi di dalam perusahaan. Selain ada tekanan diri dari sisi karyawan, ada pula sebuah ketakutan akan kerugian yang ditimpa oleh perusahaan karena proses keluar-masuk karyawan begitu sangat masif. Oleh karena itu, penting sebuah perusahaan untuk memberikan jaminan work-life balance bagi para karyawannya agar semakin nyaman dan bahagia saat bekerja.

--

--

Pamungkas Adiputra
Pamungkas Adiputra

Written by Pamungkas Adiputra

Personal perspective. Currently at the stage of being able to learn to interpret the true meaning of life.

No responses yet